Cerita Pendek


Hari itu mungkin hari yang membingungkan baginya, karena dia tidak tahu mau kemana dan berbuat apa. Tak ada rencana dan tak direncanakan menjalani kehidupan. Mengikuti hembusan angin yang memaksanya untuk tidak diam.

Dia adalah anak muda yang masih bersekolah dan menginjak kelas tiga SMA. Seorang lelaki yang mempunyai usia 17 tahun. Berpenampilan apa adanya, bahkan kurang peduli terhadap penampilannya.

Sore hari dia beranjak pergi untuk menemui seorang teman yang membutuhkan bantuan, atau bisa dibilang ada keperluan yang tidak bisa dijelaskan. Dia bergegas dengan tak berpikir panjang, karena akan membantu orang. Hal itu membuatnya senang. Walau kemampuannya untuk membantu orang memang dibatasi namun dia selalu mencoba semampunya dan tentu sepenuh hati.

Dia tiba disuatu tempat yang sudah dijanjikan oleh temannya. Ternyata terdapat teman yang lainnya, berkumpulah mereka dalam ruangan. Melantunkan berbagai percakapan dan langsung pada inti pertemuan. Cukup singkat pertemuan mereka, hanya berselang selama beberapa menit saja. Merekapun berpisah setelah selesai keperluannya. Lelaki muda itu sendiri lagi akhirnya.

Kini dia berada dipinggir jalan. Ditengah keramaian jalanan yang membuatnya semakin iri pada orang-orang disekitarnya, tak lain karena mereka tidak sendiri sepertinya. Ditambah dengan cuaca yang sedikit basah menegaskan kegelisahannya. Dia pun langsung berencana kerumah teman untuk setidaknya melepas penak. Dengan pakaiannya yang sudah sedikit basah karena air hujan, dia tetap saja tidak peduli terhadap penampilan.

Setelah tiba didepan rumah temannya, kumandang adzan memanggil hatinya untuk menyegerakan sholat karena waktu maghrib sangat singkat. Kemudian dia pergi beribadah ke masjid yang kebetulan berada tidak jauh dihadapannya.

Ketika selesai sholat, dia merasa ada sesuatu yang menghambat. Berpikir sejenak ternyata dia baru sadar bahwa perutnya sudah lapar. Lalu berjalanlah kesebelah rumah temannya. Membeli nasi bungkus beserta air minumnya. Setelah itu barulah dia benar-benar kerumah temannya. Namun ketika sedang menunggu temannya keluar rumah, dia melihat seorang lelaki tua berbaring disebelahnya. Lelaki tua itu berpakaian seperti orang gila!

Beberapa saat kemudian lelaki tua itu bangun dari posisi awalnya yang berbaring. Dia terus memperhatikannya. Dia terlihat seperti melihat dirinya sendiri, karena pernah merasakan hal yang sama. Berada dipinggir jalan sendirian pastinya merasa kelaparan.

"Pak, sedang apa?" tanya dia. Mendekat dan menghampirinya.

"Pak?" tanyanya lagi dengan kebingungan karena penasaran.

Namun lelaki tua itu tidak menjawab, sepatah kata pun tak terucap. Dia hanya melihat dan menatap. Tatapan penuh kebingungan terlihat dari raut wajah lelaki tua itu. Akhirnya kebingungan pun muncul dalam angan dua lelaki yang berbeda posisi. Tak menghiraukan itu semua, dia memberikan nasi bungkus yang ada digenggamannya. Dan akhirnya Si Lelaki Tua menerima nasi bungkus pemberiannya dengan perlahan namun penuh keheranan. Kemudian dibukalah nasi bungkus itu dan langsung dimakannya. Dia sedikitpun tak heran karena sudah menduga bahwa lelaki tua itu kelaparan. Sungguh kejadian yang sangat mengharukan.

Karena uang yang dimilikinya cukup pas-pasan, dia tidak jadi makan. Digantinyalah oleh sepotong roti dan segelas minuman. Mungkin cukup untuk menutupi kelaparan. Tak lama kemudian, teman yang sudah ditunggunya datang. Akhirnya dia menghabiskan malam dirumah temannya hingga pagi menjelang.

Komentar